Laman

Senin, 02 Oktober 2017

Studi Literatur


Sumber Literatur
Dalam proyek perancangan, arsitek dituntut untuk menguasai sekurang-kurangnya dua hal, yakni bidang yang dirancang dengan cara-cara dan prosedur pentahapan melakukan proyek perancangan. Untuk menguasai kedua persyaratan tersebut, arsitek harus banyak membaca, mengkaji berbagai literatur. Dengan melakukan kaji literatur perancang akan memperoleh beberapa manfaat antara lain:
  1. Perancang akan mengetahui dengan pasti apakah permasalahan yang dipilih untuk memecahkan melalui proyek perancangan.
  2. Dengan mengadakan kajian literatur perancang dapat mengetahui masalah-masalah desain.
  3. Dengan mengetahui banyak hal yang tercantum di dalam literratur, perancang akan dapat lancar dalam menyelesaikan pekerjaannya. Peracncang memang di haruskan untuk mengacu pada pengetahuan, detail, konsep, atau ketentuan yang sudah ada. Penggunaan acuan tersebut harus dilakukan dengan menunjuk langsung pada sumber dimana bahan acuan tersebut diperoleh.
  4. Keharusan perancang mengacu pada pengetahuan, detail, konsep atau ketentuan yang sudah ada maka kedudukan perancang sebagai pencifta ruang menjadi mantaf, kokok, tegar, karena dalam kegiatan tersebut ia telah berkerja dengan baik, menggunakan aturan-aturan teknis yang berlaku. Itulah sebabnya perancang dalam menggunakan acuan pengetahuan, detail, dan konsep dari gagasan orang lain, harus secara jujur menyebutkan siapa perancangnya, tertera dalam literatur apa, halaman berapa, sumber yang diterbitkan oleh penerbit mana, tahun berapa. Dengan menyebutkan sumber fustaka secara lengkap ini dimaksudkan agar apabila ada perancang atau orang lain ingin menelusuri lebih jauh tentang rancangan tersebut, dapat dengan mudah melakukannya.
Bagaimana mencatat secara sistematis sumber literatur?
Secara sistematis, Informasi data yang perlu dicantumkan dalam kartu catatan kerja adalah:
  1. Nama pengarang
  2. Judul buku
  3. Edisi penerbitan
  4. Tempat buku diterbitkan
  5. Nama penerbit
  6. Tahun penerbit
  7. Nomor buku (nomor ISBN/ ISSN)
  8. Lokasi perpustakaan dimana buku ditemukan.
Bagaimana merangkum sumber literatur?
Cara merangkum substansi literatur dapat dilakukan dengan membuat catatan yang terdiri dari:
  1. Topik pembahasan
  2. Nomor bahan pustaka sebagai rujukan terhadap daftar biografi kerja
  3. Nomor halaman bahan pustaka
  4. Kutipan, ringkasan, atau catatan lain
  5. Data lain yang dianggap relevan (tabel, bagan, grafik, peta, dll.
  6. Komentar dan reaksi penulis.
Mengkaji Substansi Literatur
Pentingnya mengidentifikasikan litetarur terkait aspek pembiayaan, legalitas, peran serta masyarakat, sosial budaya, ekosistem lingkungan, dan karakteristik, dikarenkan bahwa:
  1. Aspek pembiayaan, diperlukan untuk mendukung pekerjaan perancangan guna keperluan penyusunan RAB, RKS, dan Spesikasi Teknis.
  2. Aspek legalitas, diperlukan untuk mendukung pekerjaan perancangan guna mengetahui standar, ketentuan, pedoman, dalam pembuatan Detail Enginering Design (DED) dan perhitungan kualitas dan kuantitas ruang.
  3. Aspek peran serta masyarakat, diperlukan untuk mendukung pekerjaan perancangan guna keperluan tata cara Public Hearing, FGD (Gocus Group Discussion), dan Sosialisai Hasil Rancangan.
  4. Aspek soisal budaya, diperlukan untuk mendukung pekerjaan perancangan guna keperluan penyusunan Program kebutuhan dari pengguna hasil rancangan.
  5. Aspek berorientasi ekosistem dan berkelanjutan, diperlukan untuk mendukung pekerjaan perancangan guna keperluan penyusunan pemilihan material.
  6. Aspek karakteristik, diperlukan untuk mendukung pekerjaan perancangan guna keperluan penyususnan bentuk-bentuk desain berdasarkan kearifan lokal.
Merumuskan Hasil Identifikasi Studi Literatur
Manfaaf mengidentifasikan substansi hasil studi literatur antara lain:
  1. Memahami teori dasar dan konsep yang pernah dikembangkan oleh para perancang terdahulu.
  2. Mengikuti perkembangan rancangan dalam lokasi jenis rancangan.
  3. Memperoleh orientasi/ wawasan perancangan yang lebih luas tentang permasalahan rancangannya.
  4. Memanfaatkan informasi/ data sekunder.
Persayaratan apa yang harus dimiliki perancang dalam melakukan klasifikasi substansi hasil studi literatur?
1.      Menguasai penggunaan fasilitas utama perpustakaan
·      Karu katalog perpustakaan
·      Basis data yang terkomputerisasi (online library search, CD-ROM)
·      Indeks dan abstrak majalah ilmiah
·      Buku referensi/ acuan
·      Microfilm, microchip
·      Jaringan internet
2.      Mempunyai informasi yang memadai tentang perpustakaan, pusat dokumentasi, atau jaringan informasi yang relevan.
Prinsi-prinsip yang harus dipahami oleh perancang yang sesuai dengan topik rancangannya adalah?
  1. Pengkajian literatur adalah sebuah proses yang dimulai sesaat setelah kita memperoleh topik rancangan, dan terus berlanjut sepanjang proses rancangan berlangsung
  2. Kajian literatur memiliki dua yaitu: menempatkan karya rancangan kita dalam konteks yang terkait dengan teori.
  3. Meyakinkan perancang bahwa rancangannya itu dapat memberikan pemahaman yang lebih mengenai fenomena bersangkutan.
Sumber Referensi :
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Konstruksi Bidang Arsitektur Sub Sektor Arsitektur Lanskap Jabatan Kerja Perancang Lanskap. Alamat Kegiatan Hotel Batu Suli, Jl. Raden Saleh Palangka Raya Kalimantan Tengah, 03-05/05/2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar